A. Cinta-Kasih
1. Pengertian Cinta-Kasih
Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang atau tertarik hati
kepada suatu hal. Perasaan ini mendorong subyek untuk merasa simpati kepada
obyek yang diungkapkan melalui hal yang bersifat positif sehingga mencapai
keharmonian. Hal ini disebut kasih. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
cinta adalah perasaan suka, sementara kasih adalah pengejawantahan dari cinta.
Banyak orang sering mengartikan cinta sebagai masalah “untuk
dicintai” sehingga membuat mereka berusaha untuk selalu dicintai orang lain.
Tetapi pengartian cinta disini bukanlah pengertian cinta yang tepat.
Permasalahan dalam cinta adalah mengenai kemampuan seseorang dalam mencintai
obyek, tentang bagaimana dia mencintai suatu obyek, sehingga dapat
dikatakan bahwa aspek cinta-kasih adalah memberi dan bukan menerima.
2. Bentuk
Cinta-Kasih
Kasih Sayang
Menurut Kamus Bahasa Indonesia karya W. J. S. Poerwadarmita,
kasih sayang adalah perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam
penerapannya, kasih sayang tidak hanya berupa perasaan, tetapi juga berupa
tingkah laku yang bersifat positif dan bertujuan untuk membentuk satu
kesatuan yang utuh.
Kasih sayang identik dengan hubungan antara pria dan wanita.
Tapi sebenarnya, kasih sayang tidak hanya berlandaskan perasaan cinta terhadap
lawan jenis, kasih sayang memiliki beberapa macam landasan, yaitu:
a) Cinta
terhadap Tuhan YME
Cinta terhadap Tuhan YME adalah cinta yang lahir karena
kesadaran dirinya sebagai hamba dari suatu Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu,
cinta terhadap Tuhan YME hanya dimiliki oleh orang-orang yang memiliki
keyakinan terhadap eksistensi Yang Maha Kuasa. Seseorang yang memiliki
keyakinan terhadap eksistensi Yang Maha Kuasa akan cenderung memiliki sikap
yang lebih baik daripada mereka yang tidak.
b)
Cinta Diri Sendiri
Cinta diri sendiri adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan
jasmani dan rohani dirinya. Cinta diri sendiri dikatakan bernilai negatif jika
keinginan tersebut berubah makna menjadi egoistis, yang artinya keinginan
tersebut terlalu mementingkan dirinya sendiri dan tidak memikirkan kepentingan
yang lain. Seorang wartawan yang memiliki keinginan untuk mendapat data dari
seorang narasumber dengan bertanya padanya adalah hal yang wajar, sebab
keinginannya adalah pemenuh kebutuhannya sebagai seorang wartawan. Tetapi, jika
keinginannya menimbulkan rasa tidak nyaman kepada narasumber, maka keinginannya
telah berubah makna menjadi egoistis.
c) Cinta
Keibuan
Cinta keibuan adalah perasaan memiliki obyek sebagai anaknya
sendiri. Cinta keibuan bersifat tulus dan ikhlas, tidak ada tujuan lain selain
melindungi obyek tersebut. Seorang ibu yang menjaga 2 orang anak, yang satu
anak kandung dan yang lain anak tiri, maka ibu itu akan cenderung lebih
menyayangi anak kandungnya.
d) Cinta
Erotis
Cinta erotis adalah adalah cinta yang lahir karena
kebirahian atau nafsu. Perwujudan dari cinta erotis adalah kontak yang bersifat
seksual, berbeda dengan perwujudan cinta yang sebenarnya yang bersifat tulus.
Seekor merak betina akan tertarik pada merak jantan yang paling indah ekornya.
Cinta si merak betina hanya berlandaskan cinta pada keindahan ekor si merak jantan,
yang artinya cinta tersebut tidaklah tulus.
e)
Cinta Persaudaraan
Cinta persaudaraan adalah rasa memiliki obyek sebagai bagian
dari dirinya sendiri, sehingga cinta persaudaraan tidak mengenal batas-batas
agama, bangsa, atau suku. Cinta persaudaraan melahirkan nilai bahwa semua
makhluk adalah sama. Seorang anak akan menangis saat mengetahui bahwa keadaan
sahabatnya sedang kritis, padahal keyakinan sahabatnya berbeda dengan dirinya.
3. Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat
atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat
erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan
realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban
yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
a) Kemesraan dalam Tingkat Remaja,
terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja
memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya
kuat.
b) Kemesraan dalam Rumah Tangga,
terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun
wal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama
biasanya semakin berkurang.
c) Kemesraan Manusia Usia Lanjut,
Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini
diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.
4. Pemujaan
Pemujaan
berasal dari kata puja yang berarti penghormatan atau tempat memuja kepada dewa
– dewa atau berhala. Dalam perkembangannya kemudian pujaan ditujukan kepada
orang yang dicintai, pahlawan dan Tuhan Yang Maha Esa. Pemujaan kepada Tuhan
adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan, karena merupakan inti , nilai dan
makna dari kehidupan yang sebenarnya. Cara pemujaan dalam kehidupan manusia
terdapat berbagai perbedaan sesuai dengan ajaran agama, kepercayaan, kondisi
dan situasi. Tempat pemujaan merupakan tempat komunikasi manusia dengan Tuhan.
5. Belas kasih
Belas kasih adalah kebajikan di mana
kapasitas emosional empati dan simpati untuk penderitaan orang lain dianggap
sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang
lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat,
masyarakat, dan kepribadian . Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah
orang yang berahlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan.
6. Cinta Kasih
Erotis
Cinta kasih erotis yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan
penyatuan dengan seseorang lainnya. cinta kasih erotis bersifat ekslusif, bukan
universal, pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali di campurbaurkan dengan
pengalaman yang dapat di eksplosif berupan jatuh cinta. Tetapi seperti yang
telah dikatakan terlebih dahulu , pengalaman intimitas, kemesraan yang
tiba-tiba ini pada hakekatnya hanya sementara.
Keinginan
seksual menuju kepada penyatuan diri, tetapi sekali-kali bukan merupakan nafsu
fisi belaka, untuk meredakan ketegangan yang menyakitkan. Rupanya keinginan
seksual dengan mudah dapat di dicampuri atau di stimulasi oleh tiap-tiap
perasaan yang mendalam.
Dalam cinta kasih erotis terdapat eksklusivitas yang tidak
terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih keibuan, sering kali
eksklusivitas dalam cinta kasih erotis di salah tafsirkan dan di artikan
sebagai suatu ikatan hak milik, contoh sering kita jumpai separang orang-orang
yang sedang saling mencintai tanpa merasakan cinta kasih terhadap setiap orang
lainya.
Cinta kasih erotis apabila ia benar-benar cinta kasih,
mempunyai satu pendirian yaitu bahwa seseorang sunguh-sunguh mencintai dan
mengasihi dengan jiwanya yang sedalam-dalamnya dan menerima pribadi orang
lain(wanita ataupun pria). Hal ini merupakan dasar gagasan bahwa suatu
pernikahan tradisional, yang kedua mempelainya tidak pernah memilih jodohnya
sendiri, beda halnya dengan kebudayaan barat/ zaman sekarang, gagasan itu
ternyata tidak dapat diterima sama sekali. Cinta kasih hanya di anggap sebagai
hasil suatu reaksi emosional dan spontan.
Dengan demikian, bahwa cinta kasih erotis merupakan atraksi
individual belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain dari
perbuatan kemauan.
B. MANUSIA DAN
KEINDAHAN
Keindahan
adalah sesuatu yang sangat menenangkan jika kita melihat ataupun memperhatikan.
membuat kita terkesima dan terpaku saat melihat dan memperhatikannya. Keindahan
sesuatu yang baik, sesuatu yang cantik dan sesuatu yang menenangkan serta
membuat kita nyaman.
Keindahan
dapat kita temui disekitar kita, dapat sebuah pemandangan, benda, hiasan dll.
Terkadang tidak semua sesuatu yang abstrak intu tidak indah. Contoh banyak
sekali lukisan yang bersifat “ABSTRAK” indah untuk dipandang. Tatkala kita
tercengan karena keindahan yang abstrak itu. Keindahan itu sangat luas.
Keindahan dapat kita temui di segala penjuru, serta sudut-sudut yang terkadang
kita tak pernah sadar kalau disitu terdapat keindahan yang amazing.
Manusia dan keindahan memang tak
bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan yang
dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni
pertunjukan) yang nantinya manjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat
dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan
bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan
perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan
dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja
dapat menikmati keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran.
Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya
mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu
tiruan lukisan Monalisa tidak indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran
disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni. Dalam
seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang
diungkapkan.
Manusia menikmati keindahan berarti
manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya
bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas
pada dua bidang tersebut. keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam
itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep
keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas
keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan
itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah,
sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang
yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan
kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain
imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai
objek imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan
orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai kebenaran dalam
agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh merupakan persahabatan yang
paling indah. Jadi keindahan mempunyai dimensi interaksi yang sangat luas baik
hubungan manusia dengan benda, manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan,
dan bagi orang itu sendiri yang melakukan interaksi.
Pengungkapan keindahan dalam karya
seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi
itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia,
mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat,
mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Tujuannya tentu saja dilihat
dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia
secara kodrati.
Ada beberapa alasan mengapa manusia
menciptakan keindahan, yaitu sebagai berikut:
1)Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat
istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan
sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan,
misalnya kawin paksa, pingitan, derajad wanita lebih rendah dari derajad
laki-laki. Tata nilai semacam ini dipandang sebagai mengurangi nilai moral
kehidupan masyarakat, sehingga dikatakan tidak indah. Yang tidak indah harus
disingkirkan dan digantikan dengan yang indah. Yang indah ialah tata nilai yang
menghargai dan mengangkat martabat manusia, misalnya wanita. Hal ini menjadi
tema para sastrawan zaman Balai Pustaka, dengan tujuan untuk merubah keadaan
dan memperbaiki nasib kaum wanita. Sebagai contoh novel yang menggambarkan
keadaan ini ialah "layar terkembang" oleh Sutan Takdir Alisyahbana,
"Siti Nurbaya" oleh Marah Rusli.
2)Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan
nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat
diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi
kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan
ketentuan-ketentuan hukum agama, dan moral masyarakat. Yang demikian itu
dikatakan tidak baik, yang tidak baik itu tidak indah. Yang tidak indah itu
harus disingkirkan melalui protes yang antara lain diungkapkan dalam karya
seni. Sebagai contoh ialah karya seni berupa sanjak yang dikemukakan oleh W.S.
Rendra berjudul "Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta". Di sini
pengarang memprotes perbuatan bejad para pejabat, yang merendahkan derajad
wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi revolusi, tetapi tidak lebih dari
pelacur.
3)Penderitaan Manusia
Banyak faktor yang membuat manusia
itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri.
Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa,
serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya. Keadaan demikian ini tidak
mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah
diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan
karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.
4)Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan
melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian
alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya
dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tiruan terhadap
ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri.
Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat kagum seniman Leonardo da
Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan dengan melukis Monalisa
sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal karena menarik dan
tidak membosankan
C. MANUSIA DAN PENDERITAAN
1.
Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata
derita. Derita berasal dari kata dhra (Sansekerta) yang artinya menahan
atau menanggung. Sementara menurut Kamus Bahasa Indonesia karya W. J. S.
Poerwadarmita, penderitaan adalah perasaan saat menahan suatu hal yang tidak
menyenangkan. Penderitaan adalah kebalikan dari kebahagiaan atau kesenangan.
Penderitaan dapat bersifat batin atau lahir, atau kedua-duanya.
2. Bentuk Penderitaan
A. Siksaan
Siksaan adalah tindakan merugikan
yang melewati batas, sehingga menimbulkan kesan mengerikan. Subyek melakukan penyiksaan
terhadap obyek agar obyek mau menuruti keinginannya
b. Rasa
Sakit
Rasa sakit adalah rasa yang
disebabkan oleh siksaan. Siksaan, rasa sakit, dan penderitaan merupakan
rangkaian peristiwa yang tidak dapat dipisahkan. Orang yang mengalami siksaan
akan merasa sakit, dan dia yang merasa sakit akan menderita
c. Neraka
Neraka adalah salah satu tempat
terakhir sebagai balasan untuk manusia yang memiliki lebih banyak amal buruk.
D.
MANUSIA DAN KEADILAN
1.
Pengertian Keadilan
Seseorang dikatakan mendapat
keadilan apabila dia telah mendapat pengakuan dan dan keadilan yang sama, baik terhadap dirinya
sendiri atau pun terhadap orang lain.
2. Unsur
Keadilan
a. Kejujuran dan Kecurangan
Seseorang dapat dikatakan jujur
apabila dia melakukan sesuatu dengan obyektif, atau tidak dipengaruhi oleh
apapun. Sebaliknya, orang itu dapat dikatakan curang apabila dia tidak
melakukan sesuatu dengan obyektif, atau dipengaruhi oleh hal-hal
tertentu. Kejujuran dilandasi oleh moral tinggi, kesadaran terhadap keadilan,
dan rasa takut terhadap dosa.
b. Pemulihan Nama-Baik
Sebagai makhluk moral, manusia
memiliki keinginan untuk menjaga nama-baiknya agar dapat bersosialisasi dengan
baik dalam lingkungan sosialnya. Untuk itu, manusia akan selalu menjaga
kelakuannya, seperti menata tata cara berbahasa, pergaulan, agama, dan banyak
lagi.
c. Pembalasan
Pembalasan adalah reaksi terhadap
suatu perbuatan seseorang untuk mencapai keadilan, baik perbuatan baik atau pun
perbuatan tidak baik.
3. Macam Keadilan
a. Keadilan Moral atau Legal
Menurut Plato, keadilan
dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan
menjadi kesatuannya. Dalam masyarakat yang adil, setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat
dasarnya paling cocok baginya (the man behind the gun). Pendapat Plato itu
disebut keadilan moral, sedangkan oleh yang lainnya disebut keadilan legal.
b. Keadilan Distributif
Menurut Aristoteles, keadilan akan
terlaksana apabila hal-hal yang
sama diperlakukan secara sama, dan hal-hal
yang tidak sama diperlakukan tidak sama (justice is done when equels are
treated equally
c. Keadilan Komutatif
Menurut Aristoteles, pengertian
keadilan ini merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua
tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidakadilan dan akan merusak
atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyaraka
REFERENSI
http://thinkerbelloon.blogspot.com/2012/05/manusia-dan-cinta-kasih-penderitaan-dan.html
Komentar
Posting Komentar