MANUSIA DAN PANDANGAN
HIDUP
1. PANDANGAN
HIDUP
pandangan hidup adalah
pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, dan
petunjuk hidup suatu individu di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu sendiri
merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu
dan tempat hidupnya. Pandangan hidup akan menuntun seseorang untuk terus maju, menjalani
kehidupan nya dengan tetap berpedoman pada pandangan hidup nya. Lantas apakah
semua orang mempunyai pandangan hidup? Tentu, namun pada kenyataan nya
pandangan hidup seseorang lama kelamaan berubah mengikuti pola hidup
sehari-hari yang di jalani nya, pandangan tersebut seringkali memiliki beberapa kesamaan dalam sebuah faham, yang
disebut dengan faham secara umun. faham secara umum terbagi dua yaitu faham
kapitalisme yang mementingkan sendiri dan faham sosialisme yang
mengutamakan kebersamaan. Dalam dunia nyata manusia terkadang
mempunyai pandangan hidup yang saling menimbulkan perpecahan akibat perbedaan
pandangan hidup yang mereka miliki. Hal ini terjadi tentu saja karena adanya
beberapa faktor yang membuat seseorang mempertahankan pendangan hidupnya
sendiri tanpa mempedulikan orang lain.
Agar setiap manusia saling memahami dan memaklumi terhadap pandangan hidup
manusia lainnya tentu kita harus memahami baik dari jenis pandangan hidupnya,
juga faktor yang mendukung atas terbentuknya pandangan hidup tersebut. Oleh
sebab itu pentinngnya kesadaran masyarakat akan mentaati nilai-nilai dan norma
yang ada di suatu masyarakat harus lah penting agar tidak terjadi konflik di
dalam masyarakat.
2.
Nilai-nilai
Menurut Karel J. Veeger Menyatakan sosiologi
memandang nilai-nilai sebagai pengertian-pengertian (sesuatu di dalam kepala
orang) tentang baik tidaknya perbuatan-perbuatan oleh sebab itu nilai merupakan
petunjuk umum yang telah berlangsung lama serta mengarahkan tingkah laku dan
kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Norma
sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi
patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu.
Norma akan berkembang seiring dengan kesepakatan-kesepakatan sosial
masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma
menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah
terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara manusia dalam
masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan.
Norma tidak boleh dilanggar. Siapa
pun yang melanggar norma atau tidak bertingkah laku sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam norma itu.
·
Di dalam menjalani kehidupan setiap
individu harus mentaati setiap nilai-nilai dan norma yang ada dalam suatu
masyarakat agar dapat hidup dengan nyaman, setiap orang yang mempunyai
pandangan hidup pasti mempunyai cita-cita atau tujuan hidup nya ke depan.
·
Cita-cita
Tingginya cita – cita
merupakan suatu hal yang harus di pegang oleh seseorang manusia yang inngi
mencapai cita – citanya. Ini adalah faktor yang tersulit dimana seseorang harus
menentukan terkebih dahulu apa cita –citanya dan melihat pada faktor manusianya
dan juga faktor kondisinya. Cita-cita dapat membuat setiap manusia lebih
bersemangat di dalam hidup nya, menuju ke pada ke hidupan yang leih baik. Cita-Cita adalah impian. Impian untuk
menjadi atau mendapatkan sesuatu yang diingini atau diminati
4.
KEADAAN HATI SESEORRANG
1.Berhati keras
Tidak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia
tidak menghiraukan rintangan, tantangan, segala kesulitan yang dihadapinya.
Orang yang berhati keras biasanya mencapai hasil gemilang dan sukses hidupnya.
2. Berhati lunak
Dia berusaha mencapai cita-citanya dengan cara menyesuaikan
diri dengan situasi dan kondisi. Namun ia tetap mencapai cita-cita itu. Karena
biarpun lambat ia akan berhasil juga capai citanya.
3. Berhati lemah
Mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Bila menghadapi
kesulitan cepat-cepat ia berganti haluan, berganti keinginan. Cita-cita,
keinginan, harapan banyak menimbulkan karya kreatifitas seniman. Banyak hasil
seni seperti drama, novel, film, music, tari, filsafat, yang lahir dari
kandungan cita-cita, keinginan, harapan dan tujuan.
5.
Kebajikan
Kebajikan adalah sesuatu perbuatan, tindakan, kesadaran
dan tenggang rasa dari seseorang terhadap orang lain yang sama – sama hidup di
dunia. Lalu apa perbedaan dari kebajikan dan kebaikan ? jawabannya adalah
kebajikan seseorang tidak terukur oleh batasan – batasan antar makhluk hidup,
namun kebaikan masih terbatas oleh pengenalan antara seseorang dengan orang
lain maupun makhluk hidup lain.
Seseorang
pasti pernah mengalami kebaikan maupun kebajikan dalam dirinya yang terpenting
jangan sampai ada pikiran dimana seseorang itu telah mengabaikan kebajikan dan
kebaikan yang telah ia rasakan. Bagaimana menumbuhkan sifat kebajikan untuk
kebaikan diri seseorang? Jawabannya adalah sejak ia mengenal kehidupan sosial
diharuskan ia jauh dari lingkungan yang bebas dari kontrol orang tua karena
pergaulan yang bebas dapat menimbulkan kecerobohan seseorang mengambil sikap
untuk melakukan hal sesuka hatinya.
Ada
kalanya seseorang sejak kecil tidak jauh dari pendidikan yang mengajarkan agar
selalu patuh terhadap pertaturan maupun peraturan yang diberikan di rumah oleh
orang tua maupun di sosial masyarakat oleh pemerintah. Itu yang menjadi
motivasi ia melakukan kebajikan dimana pun ia berada.
Hak
seseorang tidak melakukan kebajikan dan melakukannya, hal tersebut menjadi
acuan pada diri seseorang yang hidup masih mempunyai rasa iba terhadap
sesamanya yang sangat membutuhkan pertolongan bila dibutuhkan. Kewajiban
seseorang yang mendapatkan kebajikan dari seseorang bisa saja memberi ucapan
terima kasih berupa hadiah atau penghargaan apabila orang tersebut terkenal dan
penting.
Jadi
jangan menunggu seseorang melakukan kebajikan terhadap diri kita karena suatu
saat bahaya mengancam diri kita dan kita sangat memerlukan bantuan kebajikan
seseorang untuk kelangsungan hidup kita. Maka lahirkanlah sikap tersebut dimana
pun kita berada terhadapa apapun dan siapapun.
6.
Berbicara mengenai manusia bukanlah
sesuatu yang mudah dan sederhana untuk dibicarakan, karna manusia banyak
memiliki keunikannya maka keunikan tersebut dinyatakan sebagai kodrat
manusia, ataupun sebaliknya, begitu banyak permasalahan yang ditimbulkannya
maka permasalahan merupakan masalah sekaligus manusia mampu menyelesaikan
berbagai permasalahan yang timbul dalam berbagai kehidupan. Manusia sulit
difahami dan dimengerti secara menyeluruh tetapi juga manusia mempunyai banyak
kekuatan-kekuatan spiritual yang mendorong seseorang mampu bekerja dan
mengembangkan pribadinya secara mandiri.
Arti pribadi menurut lughah adalah mandiri, sendiri. Dan arti pribadi menurut
istilah ialah manusia mandiri dalam menentukan kehendaknya, menentukan sendiri
setiap perbuatannya dalam pencapaian kehendaknya.
Allah Yang Maha Kuasa telah memberikan akal budi, manusia tahu
apa yang harus dilakukannya, mengapa harus melakukannya, karena manusia adalah
mahluk hidup, yang mampu memberdayakan akal budinya, maka manusia mempunyai
berbagai kemampuan, mampu berfikir, berkreasi, berinovasi ,memberdayakan
kekuatannya sehingga manusia tidak pernah berhenti untuk berkembang dalam
mengembangkan dirinya sebagai suatu upaya dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya
dalam mengaktualisasikan sebagai indifidu.
Berkaitan dengan hal tersebut Abraham Maslow dalam salah
satu teorinya menyatakan “Manusia banyak mempunyai kebutuhan,dan kebutuhan itu
menyangkut kebutuhan akan kekuatan,lahir bathin, kebutuhan akan rasa aman,
kebutuhan menjadi anggota kelompok, kebutuhan ego, serta kebutuhan untuk
mengembangkan dan mengaktualisasikan dirinya”
Maka, manusia dalam mengaktualisasikan dirinya secara nandiri, dibutuhkan suatu
proses pembelajaran beserta latihan yang terus-menerus dalam meraih
perestasinya yang mengarah kepada sesuatu yang menjadi visi dan misi
hidupnya masing-masing. Tetapi sering kali manusia dalam mengembangkan
dirinya sering kali dihanyutkan dan dihempaskan oleh berbagai realita nyata
yang ada disekitarnya apakah itu berupa cobaan, kegagalan ,hambatan rintangan,
persaingan dsb. Artinya manusia akan menemukan berbagai kendala dalam menuai
jati dirinya dan tidak selalu mulus, dan kendala-kendala ini harus kita hadapi
dengan mencari berbagai terobosan, mengetahui akar permasalahannya, dan dicari
jalan penyelesaiannya , sehingga akan menjawab semua tantangan dan rintangan
yang dihadapi manusia sebagai nyata upaya pembelajaran diri, manusia tanpa
mengalami proses pembelajaran diri , manusia akan sulit menjadi manusia
mandiri.
Kecenderungan manusia dalam merubah sebagai pribadi mandiri, sering kali pada
kenyataannya menjadi lain, hal itupun sebagai suatu proses pembentukan
kepribadiannya.
Pada dasarnya pembentukan kepribadian adalah suatu proses pembelajaran
dalam diri yang selalu melekat dan tak akan pernah berakhir kecuali
berakhirnya dengan kematian.
Proses pembentukan diri melibatkan manusia secara
keseluruhan dalam masa sejarah kehidupan pribadi yang merupakan kegiatan masa
lampai maupun kegiatan dimasa mendatang. Kemudian terbentuknya individu
dan kegiatan individu tidak ditentukan oleh pengalamannya saja tetapi ada
proses interaksi antasa individu dengan lingkungan disekitarnya, dalam hal ini
individu sebagai subjek dalam nengelola pengalamannya, bahkan memiliki berbagai
pengalamannya. Dan manusia dengan pengalamannya mampu berinteraksi
sebagai mahkuk social, manusia terpanggil untuk mengembangkan dirinya,
bertafakur dengan dirinya, melakukan dialog secara terus-menerus dengan
lingkungan, dan saling berinteraksi untuk menggapai kualitas pribadi.
Manusia berupaya mendakwakan dirinya untuk beraktualisasi dalam
lingkungan sosialnya dengan menampilkan tahap demi tahap dari
perkembangan kepribadian yang mantap dan harmonis sebagai wujud manusia yang
mempunyai totalitas.
Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia, yang mengikat dalam karakter
bangsa Indonesia sehingga setiap pribadi harus menjadi bangsa yang
mandiri dan berkepribadia sesuai dengan falsafah kita. Keberadaan manusia
dimuka bumi ini, ditakdirkan untuk mengisi kehidupan alam ini,
pengelolaan dan pengaturannya harus dengan sebaik-baiknya tanpa
merusaknya .
7.
Manusia sebagai anggota masyarakat
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak mungkin hidup
sendiri dalam memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain, karena memang
manusia diciptakan Tuhan untuk saling berinteraksi, bermasyara kat /
bersilaturahmi dengan sesama serta dapat saling tolong menolong dalam memenuhi
kebutuhannya.
Kebutuhan untuk bermasyarakat atau berkumpul dengan sesama
merupakan kebutuhan dasar (naluri) manusia itu sendiri yang dinamakan
Gregariousness. Maka dengan demikian manusia merupakan makhluk sosial ( Homo
Socius) yaitu makhluk yang selalu ingin berinteraksi dengan sesama/ bergaul.
Adapun ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri
untuk senantiasa hidup bersama sesamanya dinamakan ilmu sosiologi.
8.
Manusia sebagai makhluk tuhan
Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan bertujuan untuk
mencapai tujuan baik secara duniawi dan surgawi kebahagiaan itu dicapai bila
manusia semakin menyempurnakan dirinya. Maka manusia secara bebas mengembangkan
dirinya untuk semakin menjadi sempurna dan semakin baik. Manusia mengembangkan
segi hidupnya, segi rohani, jasmani, pribadi, sosial, budaya, akal budi, emosi,
religiositasnya. Semua segi itu perlu dikembangkan secara seimbang.
Kesempurnaan manusia itu ternyata hanya dapat tercapai bila
dalam proses penyempurnaan itu ia menyempurnakan sesamanya dan dunia tempat dia
berada. Tanpa menyempurnakan mereka itu, manusia tidak dapat menjadi semakin
sempurna. Secara sederhana itu berarti bahwa manusia baru akan menjadi lebih
baik, lebih berkembang, lebih mendekati Tuhan bila dalam hidup ini dia berdamai
dengan sesama manusia, dengan dunia alam ini, dan tentu dengan Tuhan.
9.
MANUSIA HIDUP BERSOSIAL MENCURIGAI
DAN MERUGIKAN
Dalam kehidupan sehari-hari
manusia tidak mungkin hidup sendiri dalam memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan
orang lain, karena memang manusia diciptakan Tuhan untuk saling berinteraksi,
bermasyara kat / bersilaturahmi dengan sesama serta dapat saling tolong
menolong dalam memenuhi kebutuhannya.
Kebutuhan untuk bermasyarakat atau berkumpul dengan sesama
merupakan kebutuhan dasar (naluri) manusia itu sendiri yang dinamakan
Gregariousness. Maka dengan demikian manusia merupakan makhluk sosial ( Homo
Socius) yaitu makhluk yang selalu ingin berinteraksi dengan sesama/ bergaul.
Adapun ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri
untuk senantiasa hidup bersama sesamanya dinamakan ilmu sosiologi.
Manusia dalam memenuhi kebutuhannya di ungkapkan oleh Adam
Smith ( 1723-1790) dalam bukunya yang berjudul “ An Inquiry into the nature and
causes of the wealth of nations”, yaitu Manusia merupakan makhluk ekonomi (
Homo Economicus) yang cenderung tidak pernah merasa puas dengan apa yang
diperolehnya dan selalu berusaha secara terus menerus dalam memenuhi
kebutuhannya. (self Interest).
Sebagai makhluk ekonomi manusia selalu bertindak Rasional
artinya selalu memperhitungkan sebab akibat (untung- rugi) dalam mengambil
suatu keputusan dalam rangka memenuhi kebutuhannya sehingga tidak merugikan
diri sendiri. Namun demikian makhluk ekonomi bukanlah makhluk egois yang hanya
Manusia dalam memenuhi kebutuhannya
guna mencapai kemakmuran.mementingkan diri sendiri dan
merugikan orang lain. Makhluk ekonomi cenderung menggunakan prinsip prinsip
ekonomi dalam aktifitasnya
• Homo homini lupus = manusia menjadi serigala bagi manusia
lainnya (maksudnya manusia merugikan /membuat kelicikan/ kejahatan terhadap
manusia lainnya.
• Homo homini socius = manusia menjadi kawan bagi manusia
lainnya.
• Aristoteles (seorang filsuf yunani ) menyatakan bahwa
manusia adalah makhluk yang selalu hidup bermasyarakat. (zoon politicon).
10. SIKAP HIDUP
Manusia adalah bagian dari
pandangan hidup.Tidak ada seorangpun manusia yang tidak memiliki pandangan
hidup.Apapun yang di katakan manusia adalah sebuah pandangan hidup karena di
pengaruhi oleh pola pikir tertentu.Pandangan hidup bersifat elastis,tergantung
kepada situasi dan kondisi serta di pengaruhi juga oleh lingkungan hidup dimana
manusia berada.Kondisi geografis suatu daerah atau negara juga menyebabkan
perbedaan pola pikir masyarakat.
REFERENSI
http://ajisseh39.blogspot.com/2012/11/manusia-dan-pandangan-hidup.html
http://sahat1ka43.blogspot.com/2012/07/manusia-dengan-pandangan-hidupnya.html
REFERENSI
http://ajisseh39.blogspot.com/2012/11/manusia-dan-pandangan-hidup.html
http://sahat1ka43.blogspot.com/2012/07/manusia-dengan-pandangan-hidupnya.html
Komentar
Posting Komentar